Internasional Budaya | Cyberhukum.com |
Kita mengenal Athena atau Roma sebagai kota tua yang penuh sejarah batu-batunya memanggul ribuan tahun kisah manusia. Namun, tidak semua kota warisan peradaban bisa seberuntung itu. Beberapa hilang tanpa jejak, terkubur oleh waktu, bencana, atau hanya karena manusia berhenti mencatatnya. Tapi hari ini, beberapa kota yang dulu hanya hidup dalam legenda, perlahan kembali ditemukan.
Dua di antaranya: Tanis dan Helike.
Tanis: Permata Mesir yang Tertelan Pasir
Tanis pernah menjadi pusat kekuasaan di Delta Nil Timur, bahkan menjadi ibu kota selama Dinasti ke-21 dan ke-22 Mesir kuno. Di kota ini pula ditemukan sarkofagus emas Firaun Psusennes I — yang dijuluki “Tutankhamun dari Utara” oleh para arkeolog.
Namun karena terkubur oleh endapan lumpur dan pasir selama berabad-abad, Tanis sempat terlupakan. Hingga pada abad ke-19, arkeolog Prancis Pierre Montet menemukan kembali situs ini dan menggali kekayaan makam kerajaan yang luar biasa, meski jarang terdengar karena tersaingi oleh ketenaran Lembah Para Raja. [Sumber: National Geographic, The British Museum]
Helike: Atlantis dari Yunani?
Kisah Helike begitu dramatis, hingga sering disamakan dengan legenda Atlantis. Kota ini, menurut catatan sejarawan seperti Strabo dan Pausanias, tenggelam dalam satu malam akibat gempa bumi dan tsunami pada tahun 373 SM. Helike lenyap, dan baru muncul lagi… dua ribu tahun kemudian.
Penelitian modern dimulai pada 1988 oleh tim arkeologi Yunani yang dipimpin oleh Dora Katsonopoulou, dan akhirnya menemukan reruntuhan Helike di bawah lapisan tanah dan sungai. Sejak itu, temuan terus bermunculan: patung, koin, hingga jalanan kuno seakan kota ini perlahan ingin bercerita kembali. [Sumber: Archaeological Institute of America, Helike Project]
Kota Hilang, Tapi Tidak Terlupakan
Kisah Tanis dan Helike hanyalah dua dari ratusan kota yang hilang seperti Pompeii, Tikal, atau bahkan kota misterius Shahr-e Sukhteh di Iran. Tapi yang membuat penemuan seperti ini memikat adalah bagaimana sejarah, sains, dan mitos berpadu.
Teknologi modern seperti LiDAR, radar bawah tanah, dan citra satelit membuat para arkeolog kini seperti “detektif masa lalu”, menghidupkan kembali dunia yang pernah hilang. Dan setiap penemuan bukan hanya mengisi celah sejarah tapi juga memberi kita pelajaran tentang waktu, ketahanan, dan nasib peradaban.
Mungkin di suatu tempat, kota hilang lain sedang menunggu untuk ditemukan. Dan siapa tahu? Bisa jadi bukan hanya mitos. (Red)
Komentar