Berita Utama Internasional

Komandan Garda Revolusi Iran Tewas dalam Serangan Israel: Ancaman Perang Skala Penuh Menghantui Timur Tengah

IMG 20250614 WA0003 1
Table of Contents+
    5 / 100 Skor SEO

    Teheran,Jerusalem | Cyberhukum.com | Timur Tengah kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran pada Jumat dini hari (13/6/2025), menewaskan sejumlah tokoh militer paling senior, termasuk Komandan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Hossein Salami.

    Hossein Salami, 65 tahun, merupakan tokoh penting dalam militer Iran yang dikenal dengan retorika keras terhadap Israel dan Amerika Serikat. Kematian Salami menjadikannya pemimpin tertinggi Iran pertama yang tewas dalam serangan langsung Israel. Ia sebelumnya telah memperingatkan bahwa Teheran akan “membuka gerbang neraka” jika diserang oleh kedua negara tersebut.

    Selain Salami, serangan tersebut juga menewaskan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Bagheri, Wakil Panglima Gholamali Rashid, serta beberapa ilmuwan nuklir penting. Target utama Israel disebut mencakup fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan markas komando militer.

    Serangan ini dilakukan meskipun ada peringatan dari Presiden AS Donald Trump kepada sekutunya agar tidak merusak peluang perundingan kesepakatan nuklir baru dengan Iran. Washington sendiri membantah terlibat dalam operasi militer tersebut, namun Teheran menegaskan bahwa baik Israel maupun AS akan “membayar mahal” atas agresi ini.

    Menjelang serangan, Salami sempat menyatakan kesiapan penuh negaranya menghadapi segala skenario. Dalam sebuah pidato yang disampaikan sehari sebelum tewas, ia mengatakan, “Musuh berpikir mereka bisa melawan Iran seperti mereka menindas Palestina yang tak bersenjata. Kami adalah bangsa yang teruji dalam perang.”

    Pendamping PKH Mendesak BPS dan KEMENSOS lebih Transparan dalam Mekanisme dan Pengklasifikasian Desil, Supaya tidak terjadi Polemik

    Salami bergabung dengan IRGC sejak 1980, saat perang Iran-Irak pecah. Ia dikenal sebagai arsitek strategi militer Iran dan naik menjadi Komandan IRGC pada 2019. Ia juga pernah menjadi sasaran sanksi internasional atas keterlibatannya dalam program nuklir dan militer Iran.

    Selama menjabat, Salami kerap mengeluarkan pernyataan provokatif terhadap Israel, menyebut negara tersebut sebagai “rezim Zionis” yang harus dihapus dari peta politik dunia. Pada 2019, menyusul serangan Israel terhadap posisi Iran di Suriah, ia berikrar akan membalas dengan “hukuman telak”.

    Situasi ini memperburuk hubungan dua musuh bebuyutan yang sebelumnya pernah menjadi sekutu hingga Revolusi Islam Iran tahun 1979. Sejak saat itu, Iran tidak mengakui keberadaan Israel sebagai negara dan menjadikan perlawanan terhadapnya sebagai inti ideologi negara.

    Israel, di sisi lain, menganggap retorika Iran sebagai ancaman eksistensial dan secara aktif menggagalkan upaya Iran membangun kekuatan militer dan jaringan proksi seperti Hizbullah di Lebanon.

    Ketegangan saat ini memicu kekhawatiran global akan pecahnya perang besar di Timur Tengah, dengan banyak pihak mendesak semua aktor menahan diri dan kembali ke jalur diplomasi. (Red)

    Waka Polres Hadiri Kegiatan Pemusnahan Barang Bukti Tahap I, Kejaksaan Negeri Bengkulu Selatan

    Komentar

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    × Advertisement
    × Advertisement