Gaza, International | Cyberhukum.com | Ketegangan antara Israel dan Palestina kembali memanas dalam beberapa bulan terakhir, menimbulkan korban jiwa dan kehancuran yang terus bertambah. Serangan-serangan militer yang dilakukan Israel ke wilayah Palestina, khususnya Jalur Gaza, bukan hanya dipicu oleh satu faktor, melainkan akumulasi konflik panjang yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.
1. Perebutan Wilayah dan Klaim Tanah Suci Salah satu pemicu utama konflik ini adalah klaim atas wilayah strategis seperti Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Israel terus melakukan ekspansi permukiman di wilayah-wilayah yang secara hukum internasional diakui sebagai milik Palestina. Ketegangan semakin meningkat ketika tempat-tempat suci yang dihormati oleh umat Islam dan Yahudi menjadi titik bentrokan.
2. Serangan Balasan dan Masalah Keamanan Israel secara konsisten menyatakan bahwa serangan udara dan militer dilakukan sebagai bentuk pembelaan diri atas serangan roket dari Jalur Gaza yang diluncurkan oleh kelompok bersenjata seperti Hamas dan Jihad Islam. Namun, serangan balasan ini kerap kali menimbulkan korban sipil di pihak Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan.
3. Perbedaan Ideologi dan Penolakan Eksistensi Hamas yang menguasai Gaza tidak mengakui keberadaan negara Israel. Sebaliknya, Israel menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. Perbedaan ideologis dan sejarah panjang permusuhan membuat upaya damai menjadi sangat rumit.
4. Gagalnya Proses Perdamaian Perjanjian damai seperti Oslo Agreement dianggap gagal menekan eskalasi konflik. Palestina menuntut kemerdekaan dan pengakuan atas hak-hak mereka, sementara Israel tetap membangun permukiman ilegal di wilayah pendudukan.
5. Faktor Politik dan Kepentingan Dalam Negeri Serangan ke Palestina juga sering dikaitkan dengan dinamika politik dalam negeri Israel. Di tengah tekanan politik atau kampanye pemilu, aksi militer kadang digunakan untuk menunjukkan ketegasan dan kekuatan.
6. Intervensi dan Dukungan Internasional Dukungan dari negara-negara kuat semakin memperkeruh konflik ini. Israel mendapatkan bantuan militer dan politik dari Amerika Serikat, sementara kelompok seperti Hamas mendapat dukungan dari Iran dan pihak-pihak lain yang menentang keberadaan Israel.
Kesimpulan kami, dalam segi pendapat yakni : Konflik Israel-Palestina bukan hanya perang wilayah, tapi juga pertarungan ideologi, sejarah, dan kepentingan global. Selama tidak ada solusi politik yang adil dan diterima kedua belah pihak, perang dan penderitaan rakyat sipil diperkirakan akan terus berlanjut. (Red)
Komentar