Berita Utama Budaya Flora Dan Fauna

Menapaki Atap Maluku: Keindahan dan Kearifan Lokal dalam Pendakian Gunung Binaiya

IMG 20250523 WA0054
Table of Contents+
    5 / 100 Skor SEO

    Maluku Tengah, Indonesia | Cyberhukum.com | Di jantung Pulau Seram, berdiri megah Gunung Binaiya, mahkota alam Provinsi Maluku dengan ketinggian 3.027 meter di atas permukaan laut. Sebagai puncak tertinggi di Maluku dan bagian dari jajaran Seven Summits of Indonesia, Binaiya menyimpan keindahan alam yang memukau sekaligus nilai-nilai budaya yang luhur.

     

    Gunung Binaiya atau yang juga dikenal dengan nama Binaia atau Binaija, terletak di wilayah Kabupaten Maluku Tengah dan merupakan bagian dari Taman Nasional Manusela, kawasan konservasi seluas 189.000 hektar yang mencakup sekitar 20 persen Pulau Seram. Keanekaragaman hayati di sini sangat tinggi, menjadikan Binaiya bukan hanya tujuan para pendaki, tetapi juga surga bagi peneliti dan pecinta alam.

     

    Keindahan Alam yang Tak Tertandingi

    TNI Kodim 0616 Indramayu Tinjau Langsung Pendampingan Panen di Jatibarang

    Medan pendakian Binaiya menyuguhkan berbagai lanskap eksotis, mulai dari hutan hujan tropis yang lebat, lembah berkabut, sungai-sungai jernih, hingga hamparan savana di ketinggian. Panorama matahari terbit dari puncak Binaiya menyajikan pemandangan spektakuler yang tak terlupakan—lautan awan mengalir lembut di bawah kaki, memantulkan sinar keemasan dari langit timur.

     

    Tata Cara Pendakian dan Kearifan Lokal

    Pendakian Gunung Binaiya biasanya memakan waktu 7 hingga 10 hari, tergantung jalur dan kondisi fisik pendaki. Jalur pendakian populer dimulai dari Desa Piliana atau Desa Kanikeh, di mana pendaki akan merasakan keramahan warga lokal dan diperkenalkan pada tradisi yang menghormati alam.

     

    Kebakaran Kapuk Muara Lahap 500 Rumah, Warga Dapat Layanan 24 Jam di Posko Darurat

    Sebelum memulai pendakian, pendaki umumnya mengikuti upacara adat sebagai bentuk izin kepada leluhur dan roh penjaga gunung. Ritual ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat Seram dalam menjaga harmoni antara manusia dan alam.

     

    Menjaga Tradisi dan Alam

    Gunung Binaiya bukan sekadar tujuan wisata alam; ia juga menjadi ruang sakral bagi masyarakat adat. Ritual adat masih sering dilakukan, terutama saat pencarian orang hilang atau ketika terjadi peristiwa penting di sekitar gunung. Pendaki diimbau untuk menghormati norma-norma lokal dan tidak sembarangan saat berada di wilayah ini.

     

    Hijau di Atas Kertas, Hitam di Atas Tanah: Ironi Tambang Nikel di Jantung Surga Raja Ampat 

    Dengan pesonanya yang luar biasa serta kekayaan budaya yang mendalam, Gunung Binaiya menjadi simbol keseimbangan antara petualangan dan pelestarian. Ini bukan hanya pendakian ke puncak tertinggi Maluku, tapi juga perjalanan spiritual menuju kearifan nusantara. (Red)

    Komentar

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    × Advertisement
    × Advertisement