Jakarta | Cyberhukum.com | Sebuah momen yang menggugah terjadi saat Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer mendampingi sejumlah korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam kunjungan ke kantor AJB Bumiputera, Selasa (27/5). Kunjungan ini bertujuan untuk memfasilitasi pertemuan antara korban PHK dan pihak manajemen perusahaan, guna membahas pemenuhan hak-hak yang belum terselesaikan.
Namun, upaya tersebut tidak berjalan mulus sejak awal. Pihak manajemen sempat enggan menemui Wamenaker dan para korban, memaksa rombongan untuk menunggu cukup lama tanpa kejelasan. Dalam situasi penuh ketegangan itu, Immanuel Ebenezer memilih duduk di lantai bersama para korban PHK sebuah aksi simbolis yang memperlihatkan solidaritas nyata dari pejabat negara terhadap rakyat yang tengah berjuang mendapatkan haknya.
“Ini bentuk penghinaan buat negara,” tegas Immanuel kepada para korban yang hadir, merespons perlakuan manajemen perusahaan yang dinilai tidak menghargai aspirasi masyarakat dan kehadiran resmi dari pemerintah.
Setelah penantian yang cukup panjang, manajemen akhirnya bersedia melakukan pertemuan terbatas. Sayangnya, hanya Wamenaker dan ajudannya yang diizinkan untuk masuk dalam ruang diskusi. Meski begitu, pertemuan berlangsung dalam suasana kondusif dan menjadi langkah awal yang penting untuk membuka ruang komunikasi antara perusahaan dan mantan karyawannya.
Aksi Wamenaker ini menuai simpati publik dan menjadi sorotan media, karena memperlihatkan bahwa perjuangan tenaga kerja tak boleh dipandang sebelah mata. Pemerintah, melalui sosok Immanuel Ebenezer, menunjukkan komitmen untuk berdiri di sisi korban dan mendorong penyelesaian yang adil. (Red)
Komentar