Jakarta | Cyberhukum.com | Masyarakat di sekitar jalur kereta cepat Whoosh diimbau untuk tidak menerbangkan layang-layang, terutama di musim libur sekolah. Pasalnya, aktivitas yang tampak sepele ini ternyata dapat menimbulkan gangguan serius terhadap sistem operasional kereta cepat.
Kereta cepat Whoosh menggunakan sistem listrik aliran atas (LAA) atau catenary sebagai sumber tenaga utama. Sistem ini sangat sensitif terhadap benda asing yang menyangkut, termasuk layang-layang.
“Jika layang-layang tersangkut di kabel listrik atas, apalagi yang menggunakan benang kawat atau dalam kondisi basah, itu sangat berisiko menyebabkan korsleting, bahkan dapat memutus aliran listrik di jalur kereta,” ungkap seorang teknisi senior dari operator KCIC.
Gangguan seperti ini bukan hanya potensi teoritis. Di beberapa negara seperti Tiongkok dan India, insiden serupa pernah terjadi, mengakibatkan kereta harus berhenti darurat, jadwal terganggu, hingga kerusakan pada sistem kelistrikan. Selain kerugian finansial, risiko keselamatan penumpang pun tidak bisa diabaikan.
Operator kereta cepat Whoosh juga menyatakan bahwa setiap gangguan pada kabel LAA dapat menimbulkan penundaan dan biaya perbaikan yang besar. Oleh karena itu, masyarakat sekitar jalur rel diminta untuk menjaga area bebas gangguan demi kelancaran dan keselamatan perjalanan kereta.
“Layang-layang memang menyenangkan, tapi di sekitar rel kereta cepat, bisa jadi ancaman. Keselamatan penumpang adalah prioritas kami,” tegas pihak KCIC.
Sebagai langkah preventif, petugas pengawasan jalur kini lebih intensif memantau area rawan gangguan. Selain itu, sosialisasi ke warga dan anak-anak sekolah mengenai bahaya layang-layang di sekitar rel juga terus dilakukan.
Penerbangan layang-layang di sekitar jalur kereta cepat tidak hanya dilarang, tapi juga berbahaya. Mari jaga keselamatan bersama. (Red)
Komentar