Bellevue, Washington, AS | Cyberhukum.com | Terkadang, komunikasi dengan hewan peliharaan bukan soal naluri semata, tapi juga sains. Seperti yang dialami oleh seekor kucing belang berusia tujuh tahun bernama Ophelia. Pemiliknya bisa dengan mudah memahami maksud Ophelia saat ia mengeong di depan mangkuk kosong—tanda lapar yang tak terbantahkan. Namun, di waktu-waktu lain, suara meongnya menjadi teka-teki harian yang membingungkan.
Fenomena ini bukan hal asing bagi pemilik kucing di seluruh dunia, dan kini, dua ilmuwan komputer—Sergei Dreizin dan Mark Boyes dari perusahaan rekayasa perangkat lunak Akvelon, yang berbasis di Bellevue, Washington—mengklaim punya solusi revolusioner: aplikasi MeowTalk.
Dirancang untuk menerjemahkan meongan kucing ke dalam bahasa manusia, MeowTalk hadir dengan janji besar: membantu pemilik memahami kebutuhan dan suasana hati hewan kesayangan mereka. “Kucing punya kosakata,” kata Dreizin. “Dan Anda pasti akan lebih memahami kucing Anda jika Anda benar-benar memerhatikannya.”
Dengan menggabungkan teknologi pembelajaran mesin dan pengamatan perilaku, MeowTalk menciptakan kamus pribadi berdasarkan suara unik setiap kucing. Aplikasi ini belajar dari meongan spesifik, lalu mengkategorikannya ke dalam maksud-maksud umum seperti lapar, kesepian, atau bahagia.
Inovasi ini tentu saja memicu antusiasme—terutama bagi mereka yang seperti pemilik Ophelia, yang tak jarang merasa seperti sedang bermain tebak-tebakan setiap kali mendengar meong misterius.
Dalam era di mana teknologi semakin menjembatani komunikasi antarspesies, MeowTalk mungkin jadi langkah pertama menuju masa depan di mana suara meong tak lagi menjadi misteri, tetapi pesan yang bisa dipahami dan dijawab dengan empati. (Red)
Komentar